HALUAN KALTIM - Bencana banjir yang melanda beberapa negara bagian Malaysia pada akhir Desember dan awal Januari, mengakibatkan kerugian keseluruhan RM6,1 miliar atau sekira Rp21 triliun.
Departemen Statistik pada Jumat, 28 Januari 2022 melaporkan dampak banjir di Malaysia pada tahun 2021, Dr Mohd Uzidin Mahidin, selaku kepala statistik mengatakan kerugiannya setara dengan 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nominal negara itu.
Menurutnya, banjir yang melanda Malaysia pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 telah menyebabkan kerusakan tempat tinggal, kendaraan, tempat usaha, sektor manufaktur dan pertanian serta aset dan infrastruktur publik.
Baca Juga: Kasus Korupsi di bawah Rp50 Juta Cukup Kembalikan Uang Negara
Dalam hal kerugian keseluruhan menurut kategori, aset publik dan infrastruktur berjumlah RM2 miliar, diikuti oleh rumah (RM1,6 miliar), kendaraan (RM1,0 miliar), industri manufaktur (RM0,9 miliar), tempat usaha (RM500 juta) dan industri pertanian (RM90,6 juta).
Laporan itu juga mengatakan Selangor, menjadi negara bagian yang paling terkena dampak banjir, mencatat kerugian RM3,1 miliar, diikuti oleh Pahang (RM593,2 juta) dan Melaka (RM85,2 juta).
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari CNA, kerugian yang dicatat untuk Negeri Sembilan berjumlah RM77,1 juta dan RM50,1 juta untuk Johor.
Baca Juga: Mantan Pramugari Siwi Widi akan Kembalikan Uang Rp647 Juta terkait TPPU Wawan Ridwan
Selain itu, tiga distrik teratas yang mengalami kerugian terbesar semuanya berada di Selangor. Klang melaporkan kerugian RM1,2 miliar, sementara Petaling dan Hulu Langat masing-masing mencatat kerugian RM1,1 miliar dan RM400 juta.
Departemen mengatakan bahwa banjir melanda 11 negara bagian, mempengaruhi 60 distrik di negara itu.
Adapun 11 negara bagian yang terkena dampak banjir tersebut yakni, Johor, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Selangor, Terengganu, Sabah, Sarawak, dan Kuala Lumpur.
Baca Juga: Viral, Sopir Bus TransJakarta Selamatkan Perempuan Ingin Bunuh Diri
Dalam konferensi media bulan lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan dan Air Malaysia Dr Zaini Ujang mengatakan bahwa hujan deras yang dimulai pada 18 Desember dan berlangsung lebih dari 24 jam.
Dikatakannya bahwa intensitas hujan selama 24 jam itu setara dengan curah hujan rata-rata selama sebulan.
"Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400 milimeter dan ini berarti curah hujan kemarin telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan. Ini sesuatu yang di luar perkiraan kami dan hanya terjadi sekali dalam seratus tahun," kata Dr Zaini.
Artikel Terkait
Sebanyak 359 Knalpot Brong Berbagai Merek Hasil Sitaan Dimusnahkan
Heboh Kabar Korban Pembunuhan di Bekasi Dipukuli hingga disodomi, Polisi: Kita Tunggu Hasil Autopsi
Aksi Penyelundupan Sabu 11 Kg Dalam Ban Berhasil Dibongkar Polisi, 4 Kurir Narkoba Ikut Diamankan
BI Mencatat Modal Asing Rp5,34 T Keluar dari Pasar Keuangan Domestik Sejak 24 hingga 27 Januari 2022
Mendagri sebut Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Tak Boleh Terjadi
Ledakan di Wilayah Ponpes Grobogan Jateng, Polisi Temukan Serbuk Belerang dan Bahan Petasan
Terekam CCTV, Pencuri Delapan Tabung Oksigen RSUD Depok Ditangkap Polisi
Viral, Sopir Bus TransJakarta Selamatkan Perempuan Ingin Bunuh Diri
Mantan Pramugari Siwi Widi akan Kembalikan Uang Rp647 Juta terkait TPPU Wawan Ridwan
Kasus Korupsi di bawah Rp50 Juta Cukup Kembalikan Uang Negara