HALUAN KALTIM - Polisi masih terus menyelidiki kasus dugaan korupsi lahan rumah susun (rusun) di Cengkareng, Jakarta Barat. Saat ini sebanyak dua orang berinisial S dan RHI telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Ini terkait dengan tindak pidana korupsi dalam pengadaan tanah seluas 4,69 hektare di Kecamatan Cengkareng untuk pembangunan rumah susun oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah (DPGP) Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu 2 Februari 2022.
Seperti diketahui, pengusutan kasus ini berawal dari satu laporan yang dilaporkan ke Bareskrim Polri pada 27 Juni 2016 dengan laporan polisi bernomor LP 656/VI/2016.
Baca Juga: Polisi Buka Suara terkait Dugaan Salah Tangkap Kasus Pencurian di Bekasi
Peristiwa ini bermula saat pelaksanaan pengadaan tanah seluas 4,69 hektare dan 1.137 meter persegi di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat yang akan digunakan untuk pembangunan rumah susun Tahun Anggaran 2015-2016 dengan nilai pekerjaan sebesar Rp684.510.250.000. Dengan rincian, Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp668.510.250.000 dan Rp16 miliar untuk anggaran Tahun 2016.
Namun, objek tanahnya diduga sebagian atau seluruhnya dalam kondisi bermasalah dan/atau sertifikat hak miliknya diduga hasil rekayasa.
"Sehingga, tidak dapat dikuasai, dimiliki dan dimanfaatkan sepenuhnya. Yang mengakibatkan kerugiaan keuangan pada negara," sambungnya.
Baca Juga: Lonjakan Covid-19, Pemprov DKI Jakarta Diizinkan untuk Menghentikan PTM 100 Persen
Selain itu, ditemukan juga dugaan aliran penerimaan uang atau kick back dari pihak kuasa penjual ke oknum pejabat pengadaan dan pejabat lainnya terkait dengan proses pengadaan tanah tersebut yang telah menguntungkan diri sendiri.
Dalam pengungkapan kasus ini, penyidik menyita uang tunai senilai Rp1 miliar dengan rincian Rp161 juta dari mantan Kepala Seksi Pemerintahan dan Trantip Kecamatan Cengkareng, inisial MS.
Kemudian, uang senilai Rp500 juta disita dari Camat Cengkareng periode 2011-2014, inisial J. Lalu, uang tunai Rp790 juta dari Camat Cengkareng periode 2014-2016, inisial ME.
Baca Juga: Sebanyak 1.222 Situs Investasi Trading Ilegal telah Diblokir Bappebti
"Selain uang tunai, kepolisian menyita dokumen girik, dokumen persyaratan penerbitan sertifikat hak milik (SHM), warkah tanah, dokumen terkait pengadaan tanah, dan dokumen terkait pembayaran tanah," jelasnya.
Kedua tersangka dijerat Pasal 2 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi (Tipikor).***
Artikel Terkait
Usai Ditangkap, Adam Deni Resmi Ditahan di Rutan Bareskrim terkait Kasus Ilegal Akses
Kasus Suap Karantina Rachel Vennya, Polisi Periksa Beberapa Orang Saksi
Apa yang Harus Dilakukan jika Masih Positif Covid-19 di Hari Kelima, Berikut Hasil Studinya
Dikira Boneka, Bayi Laki-laki Ditemukan Warga di Pembuangan Sampah
Terdakwa Dugaan Korupsi Pembelian Gas Bumi Sumsel Alex Nurdin Jalani Sidang Perdana
Edy Mulyadi Dipersilahkan Polri untuk Ajukan Penangguhan Penahanan
Viral Video Sopir Truk Diacungi Pistol di Tol Cipali Diselidiki Polisi
Sebanyak 1.222 Situs Investasi Trading Ilegal telah Diblokir Bappebti
Lonjakan Covid-19, Pemprov DKI Jakarta Diizinkan untuk Menghentikan PTM 100 Persen
Polisi Buka Suara terkait Dugaan Salah Tangkap Kasus Pencurian di Bekasi