Penyebab Banjir di Kawasan Inti Pusat IKN Diduga Hutan Alam Hilang 1,6 Kali Luas Kota Bogor?

- Selasa, 21 Maret 2023 | 18:40 WIB
Penyebab Banjir di Kawasan Inti Pusat IKN Diduga Hutan Alam Hilang 1,6 Kali Luas Kota Bogor?/FWI (Forest Watch Indonesia )
Penyebab Banjir di Kawasan Inti Pusat IKN Diduga Hutan Alam Hilang 1,6 Kali Luas Kota Bogor?/FWI (Forest Watch Indonesia )

 

KALTIMHALUAN.COM- Forest Watch Indonesia (FWI) menyebutkan dalam kurun waktu 2018-2021 di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah terjadi kehilangan hutan alam seluas 18 ribu hektare atau setara 1,6 kali luas Kota Bogor.

FWI mencatat kejadian banjir kawasan inti pusat IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur (Kaltim) disebabkan bukan hanya karena tingginya curah hujan, kelerengan dan topografi.

Akan tetapi, juga sebagai respon terhadap rusaknya lingkungan akibat praktek para aktor dalam tata kelola sumber daya hutan dan lahan selama ini di IKN khususnya, Kaltim umumnya.

Baca Juga: Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor Instruksi ke Kepala OPD: Pimpinan Jangan Tunggu Staff Pintar Dulu

Banjir terjadi pada 17 Maret 2023 di Desa Bukit Subur, Binuang, Sukaraja, Tengin Baru, Karang Jinawi, Kelurahan Pemaluan, dan Kelurahan Sepaku.

Setidaknya dalam kurun waktu 2018-2021 di Kawasan IKN telah terjadi kehilangan hutan alam seluas 18 ribu hektare atau setara 1,6 kali luas Kota Bogor.

Dan pembangunan di Kawasan IKN seperti untuk bendungan, intake sepaku, dan untuk gedung-gedung perkantoran serta aktivitas bukaan lainnya yang luasnya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mencapai 14 ribu hektare

Asimetris informasi menjadi akar permasalahan dalam pemindahan ibu kota ke Kaltim sehingga publik tidak tahu bahkan tidak bisa melakukan check and balance terhadap proses pembangunan yang berlangsung. 

FWI mencatat, di keseluruhan Kawasan IKN terdapat 83 perusahaan tambang, 16 perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan 4 perusahaan kehutanan. 

Baca Juga: Sinyal Deklarasi Anies dan AHY di Pilpres 2024 Kian Menguat: Terimakasih Mas Agus Yudhoyono

Praktek industri ekstraktif ini telah banyak mengubah lanskap hutan dan lahan yang sekarang ditunjuk sebagai Kawasan IKN.

Tingginya perubahan tutupan hutan dan lahan memengaruhi banyaknya air yang seharusnya disimpan menjadi air tanah kemudian dibuang menjadi air limpasan (run off).

“Kejadian banjir yang terjadi di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, letaknya berada di DAS Riko Manggar. Luas DAS Riko Manggar mencapai 220,8 ribu hektar, meliputi Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Tengah, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan serta Loa Janan, Loa Kulu, Long Kali, Penajam, Samboja, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. KIPP berada di DAS Riko Manggar.

Halaman:

Editor: Jefli Bridge

Sumber: Forest Watch Indonesia (FWI)

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X